Jumat, 01 Januari 2010

Agus Supriyanto


Affan

Naufal (alm)


Assalamu'alaikum wr wb.

Melu urun data wae, sekarang aku tinggal di Metro Lampung sejak 1995. Tugas ngajar di pelosok, tepatnya Seputihbanyak SB16 Siswobangun Lampung Tengah, di SMP Negeri 2 Seputihbanyak.

Istri satu, anak yang sempat lahir 2, Naufal Falah Hibatullah (alm) dan Affan Nabil Hizbullah (sekarang di Ponpes Mambaul Hisan Blitar). Istriku Tri Wahyuningrum, ngajar juga di SD Negeri 5 Metro Pusat, Metro Lampung.

Sementara segitu dulu aja ...


Wassalamu'alaikum wr wb

Jumat, 15 Mei 2009

salam olahraga!!

gimana kbre tmn2 ko'blog makin sepi...

ni almt email q : udin_honi@yahoo.co.id

salam bwt tmn2 por86 terutama Hj.salis di sidney.kpn plg ke INA...???

(Solahudin, Sruni kota 76-A Wonosobo)



Kamis, 09 April 2009

FOTO KELUARGAKU DI IMOGIRI




HAI TEMAN-TEMAN DI MANA ANDA BERADA SALAM DARIM KAMI KELUARGA ARIS JUNAEDI (KANCIL), SEKARANG TINGGAL DI IMOGIRI. SETELAH MERANTAU KE KALBAR TEPATNYA DI KAB. SAMBAS KAMI BISA PINDAH KE JOGJA DAN BERTUGAS DI MTsN MAGUWOHARJO, DEPOK , SLEMAN PERSIS DI UTARA HOTEL QUALITI JOGJA, BAGI TEMAN TEMAN YANG INGIN NGOBROL LEWAT E-MAIL INI ADA ALAMAT E-MAILKU ( arisjunaedi@yahoo.co.id) / TELP. 081328568238 TAK TUNGGU KABARNYA

Minggu, 08 Maret 2009

mana temen2? kok sepi banget..please ikutan ramein blog ini ya?


salam tsalis

Selasa, 10 Februari 2009

bagi2 keindahan negri org

dimanapun kita berada, tak ada alasan untuk meninggalkan sholat. suami dan anakku serta teman dan anak2nya sdg bersujud kehadirat ilahi robby di sebuah pantai di central coast

Senin, 09 Februari 2009

KISAH PERJALANANKU SAMPAI DIRANTAU

Tahun 1996, 22 tahun udah aku lewati semasa jadi maha-siswa sampai aku kerja sekarang ini, Syukur januari 2009 ini ku dengar ber-reuni. Ini pertanda angkatanku so timbul untuk membangkitkan dari ketenggelaman dari persaudaraan, walaupun ku tak hadir di Wonosobo sebagai ajang reuni, paling tidak bisa dengar suara saudaraku nun jauh disana.
Sebagai rasa syukurku aku ingin berbagi pengalaman dengan saudara-saudaraku, mungkin suatu saat dapat bertemu.
Selepas aku wisuda 1991, aku bekerja jadi guru di SMKK Karya Rini Yogya sampai tahun 1993. Selanjutnya 1993 s/d 1996 aku pindah ngajar di SMA 1 Patuk Gunung Kidul. Semasa itu aku masih kadang ber-reuni kekampus ya bertemu dengan teman-teman FPOK.
Tahun 1995 akhir aku masih ketemu dengan suhardi di Sleman untuk daftar CPNS, saat itu aku dikasih tahu ada selebaran pendaftaran guru di BPPT dalam program STEP (Science and technology Equity Program). Saya coba daftar, eh tahunya aku dapat panggilan tes tahap I, tes di BATAN, Babarsari (sambil tunggu pengumuman CPNS) nggak tahunya CPNS ngak diterima. Tes tahap I aku lulus, Desember 1995 ikut seleksi tahap II, eh alhamdulillah aku lulus lagi. Akhir februari 1996 ikut tahap III (seleksi litsus, kesehatan dan wawancara), Alhamdulillah satu bula berikutnya aku dapat panggilan kalau aku diterima di BPPT dalam program STEP penempatan di Gorontalo.perjalanku sampai bisa diterima cukup menyita waktu dan persaingan, karena pendaftar waktu itu lebih dari 8000 peserta hampir 5 bulan kulalui tahapan tes tersebut.
Panggilan, aku ikut pelatihan Guru sekolah Magnet program STEP BPPT di ITB selama 2 bulan. Sebelum berangkat ke Gorontalo saya sempat ngajar di SMU Magnet School waktu sebelum berubah jadi SMU Insan Cendekia. Aku berada di wisma Al hikmat Ciputat selama 2 bulan mengajar siswa SMU Insan cendekia STEP BPPT, karena sekolahnya belum jadi. Awal September 1996 aku rombongan guru masuk di asrama SMU Insan Cendekia Serpong, Karena di Gorontalo baru mau dibangun. waktu itu Gorontalo aku belum tahu keadaannya bagaimana, yang penting waktu itu aku siap untuk merantau saja bersama teman2 dengan jaminan yang cukup. Januari 1997 aku nikah dapat cewek Magetan (Jatim), selanjutnya Juni 1997 aku, istri dan teman2 guru yang penempatan di Gorontalo siap berangkat dijemput pakai mobil BPPT sampai bandara Sukarno Hatta dengan pesawat Buroq (Jakarta-Makassar-Manado). semalam nginap di Manado. karena ke Gorontalo nggak ada pesawat, kami rombongan (seperti transmigrasi) menuju ke Gorontalo dengan BIS selama 9 jam.dan akhirnya sampai juga aku di Gorontalo dan mengajar, dulu namanya SMU Insan Cendekia dibawah pengelolaan BPPT, mulai tahun 2000 berubah menjadi MAN Insan Cendekia dibawah pengelolaan Departemen Agama RI.
Dari sinilah aku banyak tahu bahwa Indonesia itu luas, aku tahu Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Malang, lampung, makasar, manado dan dunia lebih luas aku sempat bisa ke negeri Jiran/ Malaysia dan Singapore ( Alhamdulillah Allah kasih tunjuk akan kekuasaannya akan dunia milik-Nya).
Terima kasih, Kalau ada salah mohon dimaafkan.
Salam Dariku HARMADI-Gorontalo-Indonesia

Rabu, 04 Februari 2009

GENERASIKU


SEDULUR KABEH IKI LHO GAMBARE ANAK-ANAKKU CAH WONOSOBO

Senin, 26 Januari 2009

TGFU


Rekan2 pemerhati pendidikan jasmani, ini sebagai rasa andarbeniku pada por86, biarpun saat ini aku tidak lagi berkecimpung di dunia por, atas usulan bpk hari maka dengan ini aku persembahkan sebuah terjemahan dari sebuah artikel tentang teaching game for understanding. biarpun sakjan2e aku ra ngerti opo maksude penemuan baru ini, ekh ternyata setelah aku terjemahkan aku dpt juga ilmu tsbt. selamat menikmati, mohon maaf bila penggunaaan bhs ind ku ada yang gak tepat....maklum kakehan ngomong jowo neng kene, jd kagok berbahasa ind. jangan lupa kasih komment..
Pengajaran Permainan untuk Pemahaman
Model Pemikiran kembali dari pandangan yang disatukan
Wakter King Yan Ho
Universitas Macau, Macau

Ada sebuah tradisi lama didalam pengajaran pendidikan jasmani dan kegiatan keolahragaan yang menggunakan konsep teknik terarah. Satu dari tujuan utama menggunakan pendekatan ini adalah untuk membantu pelajar pelajar untuk waspada terhadap berbagai macam teknik yang diperlukan untuk memainkan berbagai macam kegiatan olahraga. Namun penggunaan teknik ini sebagai satu satunya metode dasar didalam pengajaran kegiatan kegiatan jasmani menuai banyak kritikan dikarenakan ketidak effesiensian didalam membantu pelajar pelajar untuk mengembangkan semua kemampuannya. Sebagai contoh, pendekatan ini menyediakan sedikit pengembangan kemampuan 2 generic disebabkan oleh penekanannya sendiri pada teknik2 kegiatan2 jasmani. Pelajar mungkin bisa mengembangkan teknik yang bagus pada berbagai kemampuan berolahraga namun mempunyai sangat sedikit pengetahuan tentang permainan. Meskipun kemampuan berolahraga sangat menonjol dengan menggunakan pendekatan teknik terarah (technique-led approach), model ini tidak mempromosikan pengembangan pada kapasitas untuk menentukan pilihan, cerativitas atau penerapan pengetahuan tentang kemampuan berolahraga kepada area pembelajaran yang lain kecuali ada pendekatan alternative yang bisa diterapkan. Bunker dan Thorpe (1982) membuat proposal TGFU sebagai sebuah pendekatan alternative. Semenjak itu, TGFU telah menarik seluruh perhatian para guru guru olahraga. Seperti yang Metzler(2000) katakan, “ TGFU adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar2nya untuk memainkan permainan (2000). Inti dari pendekatan ini adalah penggunaan taktik2 kewaspadaan untuk meningkatkan penampilan di dalam kegiatan2 jasmani. Permainan2 yang telah dimodivikasi dipandang sebagai alat untuk meraih tujuan tersebut. Studi2 terbaru lebih condong untuk membandingkan atau berkosentrasi pada hasil hasil pengetahuan, psychological dan affective dari pendekatan ini (Allison & Thorpe, 1997, Turner & MArtinek, 1992, 1999). Sebuah riset menunjukan bahwa taktik lebih bermanfaat dibandingkan dengan pendekatan dan hasil hasilnya yang mendukung perkembangan pada teori pengajaran baru didalam pengajaran permainan2 (Booth, 1983, Burriows, 1986 and Werner & Almond, 1990). Meskipun pada kenyataannya bahwa kini ketertarikan pada TGFU, disana tidak ada usaha untuk meninjau kembali bagaimana untuk memperluas teori pengajaran yang berdasarkan pada taktik untuk mencapai harapan harapan yang moderen pada pendidikan jasmani atau tidak adanya usaha usaha untuk mengalihkan struktur terpadu pada segi pembelajaran yang lainnya. Sekolah pendidikan jasmani selalu memandang sebagai platform yang digunakan para pelajar untuk mengembangkan pengalaman2 mereka dan kemampuan praktek mereka diberbagai kegiataan olahraga dan jasmani. Sebuah permintaan kotemporer adalah untuk program sekolah pendidikan jasmani untuk tidak hanya melatih seorang pelajar dengan kelihaian didalam kegiatan olahraga dan jasmani. Pendidikan moderen mengharapkan pelajar2nya untuk dilengkapi dengan kualitas yang lain seperti pemikiran yang kritis, creative, bekerjasama dan kepiawaian dalam menguasai dunia moderen dan yang berjalan dengan baik melebihi semata mata hanya mengembangkan keahlian di bidang olahraga. Sekolah diharapkan untuk mempunyai peran didalam membantu pelajar2 untuk mengembangkan ketrampilan hidup dan ketrampilan generic melalui kegiatan jasmani dan untuk melengkapi pelajar2 dengan intisari untuk kehidupan yang berkualitas melalui keikut sertaan didalam kegiatan olahraga dan jasmani. Kertas ini sebagai bantahan untuk mengevaluasi pengajaran pendidikan jasmani melalui pandangan yang horizontal sebagai keterpaduan dengan disiplin2 tang lain atau subject2 secara horizontal. Hal ini akan melibatkan perluasan pengetahuan anak2, dari kontek permainan untuk mencapai pengalaman2 hidup dan harapan2 yang berbeda. Dengan pengenalan pada perencanaan kurikulum yang terpadu, hal ini memungkinkan untuk meningkatkan pengembangan keahlian cara2 berpikir dan pencapaian tujuan pendidikan yang lain melalui pengajaran dan pembelajaran pendidikan jasmani.

Pendekatan terpadu dan artinya untuk pendidikan jasmani.

Perpaduan yang dibangun atas dasar anggapan bahwa disana ada Hubungan antara isi pengetahuan dan keahlian belajar. Hal ini didasarkan oleh fakta bahwa pengalaman2 hidup yang nyata tidaklah dipisahkan kedalam potongan2 respektive namun dipadukan. Dengan begini, perpaduan didalam pendidikan mengarah ke sebuah jalan pembelajaran dimana pelajar2 tidak seharusnya belajar secara terpisah, pecahan2 yang tak berhubungan namun sebagai sebuah badan yang utuh yang terdiri dari informasi yang terkait. Ini artinya, bahwa pelajar2 dapat belajar untuk menerapkan pengetahuan dan teknik2 dari mempelajari permainan untuk sebuah konteks ‘kehidupan yang nyata’ dan untuk melukis pengetahuan dari disiplin yang lain untuk memperkaya pembelajaran didalam pendidikan jasmani.

Untuk itu, akibat yang timbul berkembang antara subjek2 dengan mengambil hal ini sebagai pertimbangan dan perencanaan dan pengaturan kurikulumnya. Pendekatan yang terpadu bergerak melampui batas mengajar anak anak untuk menjadi piawai di dalam mempelajari permainan dengan tujuan pada perkembangan anak untuk menjadi mandiri dan pemecah masalah yang mandiri dengan mengikut sertakan anak2 secara langsung and penuh makna didalam mempelajari bagaimana untuk menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari untuk sebuah situasi yang menantang.
Pengajaran pada ilmu pengetahuan yang khusus didalam sebuah disiplin menjadi bagian dari process. Tujuan akhir adalah untuk menerapkan pengetahuan mereka untuk sebuah situati pemecahan masalah. Menurut Fogarty (1991) dan Jocobs (1989) disana paling tidak ada tiga pandangan yang berbeda untuk mengembangkan pelajaran yang terpadu.

Parallel Perspective (pandanagn yang sejajar) ilmu pengetahuan menjaga sendiri sebagai entitas yang berbeda, namun para guru mencoba untuk mengurutkan topik2nya sehingga ide2 terkait diajarkan secara sejajar dengan ilmu yang berbeda. Dengan kata lain, topik2 didalam lingkup ilmu pengetahuan diatur kembali untuk diselaraskan dengan bidang ilmu yang lain agar bisa mencapai tujuan dan maksud pendidikan yang khusus.
Interdisciplinary Perspective (pandangan dari bdg ilmu yg satu dengan yang lain ) unit2 yang khusus atau kursus 2 bidang study disusun untuk membawa semua bidang study didalam kancah kurikulum sekolah. Satu unit bidang studi dirancang seputar tema2, ide2 atau isu2 yang muncul dari kurikulum biasa. Unit dan modul2nya diajarkan atau disusun untuk sebuah periode waktu yang khusus seperti untuk kurun waktu dua minggu atau sebulan, namun hal ini tergantung pada pilihan guru. Jenjang waktu yang khusus telah ditentukan didalam jadwal harian atau mingguan untuk mengakomodir unit bidang studi antar disiplin.
Unit bidang studi tersebut tidak mengganti bidang studi yang telah ada, namun bidang2 studi tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, pelajaran kemampuan athletic didalam pelajaran pendidikan jasmani dan statistic didalam pelajaran matematika akjan membantu pelajar untuk mengerjakan sebuah analisa sstatistika sementara dia ikut berperan serta dalam program atletik.
Immersed Perspective – seorang pelajar bisa menjadi larut di sebuah bidang studi dan menyaring informasi dari isi area2 melalui kacamata dia sendiri. Penyatuan menjadi tanggung jawab pelajar. Pandangan belajar ini mengharapkan/menginginkan para pelajar untuk menjadi lebih focus dan untuk memenuhi peran utama didalam proses pembelajaran. Berapa banyak yang dipelajari oleh para pelajar tergantung pada tingkat untuk mengontrol pengetahuan yang telah dipelajari, strategi2 yang digunakan dan perkembangan dari pengetahuan tersebut sementara dia bekerja sama dengan pelajar yang lain.
Untuk menggambarkan Hubungan antara pendekatan terpadu dan TGFU, saya menguji pengalaman2 saya didalam keterlibatan saya didalam pengembangan tiga kurikulum dasar sekolah. Ketiga project pengembangan kurikulum dasar sekolah dilakukan di Hong Kong ketika penulis kertas ini bekerja di unit Pendidikan jasmani, insitutute perkembangan kurikulum sebagai pekerja pengembangan kurikulum dari 1997 sampai 2002. pada saat itu, saya ditunjuk sebagai pekerja untuk memantau projek tersebut dan berperan membantu dan mengarahkan semua guru yang terkait.

Integration in Physical Education (penyatuan didalam pendidikan jasmani)
Untuk membantu pemahaman hubungan antara penyatuan dan TGFU, ketiga project tsb disusun dalam waktu yang berkesinambungan. Namun pertama tama, di ujung yang lain kesinambungan adalah sebuah model masakini dari penyusunan pengajaran, perencanaan kurikulum untuk bidang ilmu yang berbeda. Aktivitas belajar dan mengajar dirancang dibawah conteks subjecnya dan TGFU dipergunakan sebagai pendekatan mengajar yang utama untuk merencanakan dan melaksanakan pengetahuan subject kegiatan2 jasmani di dalam pelajaran pendidikan jasmani untuk para pelajar. Kegiatan2 jasmani diajarkan dengan isi yang khusus dan bertujuan pada penyelesaian isi2 tersebut melalui pendekatan TGFU.
Dengan begini, TGfU bertumpu pada pembangunan pengetahuan pelajr2nya didalam memahami permainan2. karena kurikulum tidak disusun dengan cara dipadukan, maka disana tidak ada usaha yang bertujuan untuk menghubungan apa yang telah dipelajari disatu kelas dengan apa yang telah dipelajari dikelas yang lain.
atau untuk apa apa yang diperlukan diluar kelas. Bila para pelajar mempertanyakan tentang Hubungan antara apa yang telah mereka pelajari dipelajaran pendidikan jasmani dengan apa yang telah mereka baca di pelajaran sejarah atau ilmu pengetahuan, para guru mungkin mengalamatkan pertanyaan2 tersebut namun dia tidak diposisi untuk mencari kesempatan secara active untuk membantu pelajar untuk memahami atau mengembangkan hubungan2 yang terpadu antara subjects. Diakhir dari kesinambungan, TGFU secara mandiri terpisah disusun dan mengajar dilakukan didalam konteks yang terisolasi.

Parallel Perspective - Integrated Module of Chinese Dance in Lower & Upper Primary School (pandangan yang sejajar – module terpadu tarian China di tingakat bawah dan atas sekolah dasar)
(1997-1998 & 1998-1999) (Wong Oi-lin, 1998, 1999)
Di pemberhentian berikutnya didalam kesinambungan, pengetahuan tentang subject dan isi daerah khusus didalam bidang yang lain masih dipandang sebagai pikiran selama perencanaan kurikulum. Namun di kasus ini, disana ada usaha2 yang di sengaja untuk menghubungkan dan mencasi tahu bagian2 yang relevan dari perbagai subject untuk membentuk pelajaran yang terpadu. dari sebuah project tari terpadu pada tahun 1997 dan 1998 dilaksanakan dalam situasi seperti itu. Project tersebut dimulai dengan harapan untuk mengenalkan aspek China kedalam program tari. Ternyata untuk memasukkan aspek China kembali untuk dasar pendidikan jasmani telah menjadi topic yang hangat terlebih lebih disaat Hong Kong akan dikembalikan ke China pada tahun 1997.
Ini terangkat sebab pada tahun 1995 silabus pendidikan dasar jasmani tidak berisi aspek China dalam bentuk apapun (Syllabus for Physical Education (Primasy 1-6), 1995). Permainan seperti tarian China, seperti Tai Chi atau shuttlecock tidak dimasukkan kedalam silabus. Sementara dalam pencarian untuk jalan yang lebih baik untuk memperkenalkan aspek tarian China kembali kedalam program, kemudian diputuskan untuk meluncurkan seri2 program dengan permainan yang dimodifikasi sebagai pendekatan untuk meningkatkan proses belajar. Sebagai contoh, disalah satu kelas 5 sekolah dasar pendidikan jaasmani menggunakan aspek tarian China untuk merancang sebuah tarian pohon ‘tree’. Isi yang hamper sama diajarkan didalam pelajaran China dahulu dengan bahasa China.
Mereka belajar bentuk bentuk pohon sebelum mempertontonkan kerja kreatifitas mereka didalam pelajaran pendidikan jasmani. Ditingkat sebuah pendidikan jasmani dasar kelas 1, aspek telah digunakan untuk merancang sebuah tarian ‘binatang bermain’. Topik2 yang sama tarian telah diajarkan dalam pelajaran bahasa Mandarin, musik dan kesenian. Mereka mempertunjukkan gerakan 2 binatang selama pelajaran pendidikan jasmani dengan diringi oleh nyanyian 2 dan bahan bahan yang mereka buat dibuat dari pelajaran yang lain. Sebuah tarian ‘latihan jasmani’ untuk kelas 2 sekolah dasar telah dibangun atas dasar prinsip yang sama. Para pelajar diberikan topic yang sama didalam pelajaran umum dan musik. Dengan bantuan penggunaan kartu2 kata dan gambar2, para pelajar diajarkan untuk mengenali dan mengucapkan kosa bahasa didalam bahasa Mandarin. Mereka menyanyikan lagu Mandarin sambil memainkan tarian Latihan Jasmani selama berlangsungnya pelajaran pendidikan jasmani. Selama process perkembangannya, ada sebuah usaha yang disengaja dan dilakukan untuk mencari Hubungan antara beberapa area isi pelajaran. Ketrampilan 2 umum untuk bidang2 studi dikenalkan dan antara area isi pelajaran, hubungannya dibuat untuk meningkatkan pembelajaran. Pembelajaran dipaksakan dengan pemograman kegiatan mengajar yang berbeda pada saat yang sama didalam kurikulum. Hubungan natural antara area2 isi pelajaran dicari dan para guru bertumpu pada pelajaran yang lain untuk membuat Hubungan natural yang bisa dilihat oleh para pelajar. Dengan penyatuan seperti itu, masalah didalam pelajaran tetap lekat dan melayani sebagai pusat pelajaran di kelas. Secara penting, didalam proyek ini, para guru beranggapan bahwa mereka punya rasa tanggung jawab untuk membanut para pelajar untuk menjelajahi pengalaman2 yang berarti hubungan2 untuk para pelajar dari subyek yang berbeda dan coba untuk menyatukan pelajaran melalui sebuah proses yang selaras.

Interdisciplinary Perspective - The Organizing of Ball Games Competition in Senior Form (Pandangan antarbidang studi – pengaturan kompetesi permainan bola di dalam bentuk senior) Students at Secondary (1999-2000) (Cheung Lai-fun, 2000) pelajar2 di sekolah menengah atas (SMU) (1999-2000) (Cheung Lai-fun, 2000)
Pada tingkat selanjutnya pada kesinambungan, ada beberapa usaha untuk menyusun kurikulum dibawah temaatau tujuan yang khusus. Proyek tersebut diatas diselesaikan pada tahun 2000 disebuah SMU dengan tujuan untuk membantu para pelajar untuk mendapatkan tidak hanya kelihaian di dalam mengetahui dan memahami dalam bentuk orang dewasa pada berbagai permainan bola seantero pelajar SMU namun juga keeffesiensian didalam mengatur permainan. Hal ini kenyataannya keahlian yang penting didalam mempelajari permainan dimana keahlian2 dan taktik2 hanyalah bagian dari permainan. Untuk membantu para pelajar’ mengambil tanggung jawab untuk melayani kelab kelab olahraga disekolah dan di dalam masyarakat’ telah dianggap sebagai harapan yang penting untuk para pelajar kunci tingkat (Learning to Learn Key Learning Area Physical Education
(Consultation Document), 2000, p.13). (belajar untuk mempelajari area kunci pelajaran pendidikan jasmani

Untuk meraih terciptanya target ini, guru menggunakan apa yang telah diketahui para pelajar tentang Informasi teknologi, pengetahuan computer dan design grafis untuk membuat grup proyek yang mereka miliki tentang permainan bola dan membantu pekerjaan administrasi kompetisi olahraga yang lain melalui sebuah program perangkat lunak. Dengan begini, usaha usaha yang tiruan dibuat untuk memasang isi pelajaran yang berbeda dari keduanya, baik didalam dan diantara disiplin (bidang ilmu) untuk meningkatkan kualitas perkembangan mempelajari permainan. Di proyek ini, teknologi informasinya dan para guru kesenian sudah mengembangakan pengetahuan yang terkait di dalam area yang berbeda yang mereka miliki, dan itu diharapkan bahwa mereka mungkin bisa menghasilkan sebuag akibat yang selaras dengan cara membantu para pelajar untuk tidak hanya faham namun mengetahui bagaimana untuk mengatur, permainan. Pengalaman2 itu telah disusun didalam blok modul area yang berbeda dan guru pendidikan jasmani secara hati hatimenyusun proyek untuk mencocokan para pelajar dengan apa yang telah didapatkan dari pengetahuan yang ditentukan oleh area tersebut. Untuk itu, pelajaran computer akan menghasilkan akibat yang selaras didalam membantu para peljar untuk menguasai keahlian yang penting untuk mengatur sebuah knock out dan system robin didalam kompetisi olahraga melalui program perangkat lunak. Pengetahuan kesenian mereka dan penguasaan teknologi informasi yang terkini akan membantu para pelajar untuk menyelesaikan sebuah proyek olahraga. dengan
bantuan dari system intranet yang telah dirbangun dengan baik para para murid dapat memakai sistim ini untuk belajar sendiri, berdiskusi, bertanya dan menyerahkan tugas2 mereka. Makanya focus isi tradisi dari bidang ilmu yang berbeda telah menjadi berkurang dan ini digantikan oleh sebuah system yang lebih luas, kaya dan terkait dengan sekelompok tujuan atau target yang mencoba untuk meletakkan tekanan pada bagaimana area yang berbeda kena dampaknya, dan berperan serta, dalam sebuah pembelajaran pemahaman permainan yang realistis.

Immersed Perspective - Shuttlecock Promotion Scheme in Primary (1999-2000) (Choi Hok-fu,2000) Pandangan yang tenggelam -
Di tingkat terjauh dari akhir yang berkesinambungan adalah penyatuan dimana seorang siswa meneggelamkan dia sendiri di sebuah bidang studi dan menyaring informasi dari berbagai area isi mealui kacamata dia sendiri dan pelajaran. Disini, tidak ada kurikulum yang formal yang membantu untuk menyatukan subjek yang berbeda menjadi satu, namun ada aktivitas2 yang membutuhkan pengetahuan yang berbeda yang menuntut siswa1 untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan2. penyatuan menjadi tanggung jawab siswa dan guru2 punya tanggung jawab untuk menyediakan tantangan2 yang sesuai yang menuntut para siswa untuk memasang potongan2 pengetahuan yang berbeda untuk mencapai tujuan/target. Didalam proyek ini, para guru menggunakan shuttlecock sebagai media pelajaran. Proyeknya termasuk sebuah aktivitas2 berseri seperti skema para pelatih2 muda, pembelajaran shutt;ecock didalam mata pelajaran pendidikan jasmani, pengaturan waktu khusus untuk bermain shuttlecock selama waktu istirahat dan kompetisi antar kelas. Di hamper semua program yang diadakan, para siswa dilatih sebagai pelatih, pembantu, administrator dan penyelenggara. Aktivitas2 itu bertujuan untuk pengembangan kekuatan kepemimpinan dan pembuatan keputusan para siswa.
Sebagai contoh, disana ada sebuah program pada pengembangan para pelatih2 muda dari para siswa dan mereka telah diberikan kesempatan untuk membantu pemain2 baru belajar ketrampilan2 tsb. Para siswa diperlukan tidak hanya untuk mendapatkan keahlian didalam pengasaan ketrampilan2 dan mengembangkan pemahaman permainan yang baik, mereka juga diperlukan untuk melatih ketrampilan yang lain didalam kepemimpinan, kerjasama, kolaborasi dan komunikasi. Ternyata, para guru mengadaptasi sebuah konsep yang utuh untuk menuju pengaturan pengetahuan dan telah dipandang bahwa belajar diarea yang lain sebagai sebuah process yang berubah ubah di dalam mempersiapkan para siswa untuk menjadi matang di dalam memainkan permainan. Program yang lain yang di cetuskan oleh proyek ini adalah kompetisi shuttlecock. Para siswa diberikan
Kesempatan untuk membantu mencatat dan mengatur permainannya. Lagi, ini adalah sebuah process yang telah dapat membantu para siswa untuk mempunyai sebuah kematangan dalam memahami permainan. Pengenalan aktivitas2 tersebut diasumsikan bahwa sekali sebuah aktivitas yang bertujuan di dalam pendidikan telah dicetuskan, para siswa akan membangun cara2 yang sejajar, ketrampilan2 dan pengetahuan untuk mendapatkan ke tujuan tersebut. Peran guru adalah untuk menyediakan kesempatan untuk para siswa untuk menjelajahi kesempatan tersebut secara mandiri. Meskipun sedikit perhatian yang diberikan untuk kerangka kurikulum yang khusus atau dibangun objectivitas2 isi selama proses penyatuan, anggapan telah dibuat bahwa para siswa akan belajar apa yang dipandang penting disaat mereka dihadapkan dengan tantangan.
Pendirian tujuan2 yang pantas dan tantangan2 adalah penting. Bila tujuan2 dibangun secara pantas, tantangan2 akan muncul untuk menyulut penyatuan karena penyatuan bisa jadi dianggap sebagai sebuah process belajar dari dalam. Seperti yang telah disebutkan diatas, pada tingkat perkembangan perpaduan menjadi tanggung jawab para siswa. Para siswa diharapkan untuk menjadi fokusnya dan menduduki peran pusat didalam process belajar dan mengembangkan ketrampilan yang lebih tinggi yang memerlukan asimilasi/pembauran oleh ketrampilan2 yang berbeda yang telah dipelajari di bidang studi yang lain. Berapa banyak pelajar belajar akan tergantung pada tingkatan untuk mengontrol pengetahuan yang telah dipelajari, cara2 yang digunakan dan perkembangan pengetahuan tersebut sementara bekerjasama dengan yang lainnya. Untuk itu, proyek ini memperkenalkan sebuah rangkain aktivitas yang membuat para siswa mampu untuk mengembangkan kemampuan mereka secara kepintaran, psychology, emosi, dan social . para siswa diharapkan untuk menghubungkan ketrampilan2 ini sebelum mereka dapat menguasi programnya. Berapa banyak proyek dapat membangun kemampuan2 secara natural untuk para siswa, tergantung pada tantangan masing2 dan kesempatan yang diberikan.
Didalam proyek ini, semua isi didalam area memainkan peranan penting didalam kurikulum. Para siswa dan guru mempunyai kesempatan untuk menjelajahi persoalan bidang ilmu juga untuk memilih cara2 yang cocok untuk dipergunakan untuk penjelajahan dan pembagian informasi dengan teman sekelas mereka. Pada tingkatan pembelajaran ini, tanggung jawab yang lebih besar ditempatkan pada para siswa untuk mencari dan memperluas Hubungan antara isi area bidang studi, dan para guru mengambil peran sebagai penyedia didalam process belajar.

Penandaan kesimpulan

Pendidikan jasmani selalu dipandang sebagai ‘pendidikan pada, tentang, dan melalui olahraga(Freeman, p.3). ini telah mencapai “tujuan2 untuk meningkatkan prospek pendidikan para siswa daripada menekankan terlalu banyak pada olahraga” (Learning to Learn Key Learning Area Physical
Education (Consultation Document), 2000, p.3). Kenyataanya, tujuan ini menjadi pemikiran yang dominan di hampir seluruh reformasi pendidikan. Sebagai contoh, di Canada, Pelajaran Alberta menekankan tujuan pada pendidikan jasmani didalam membuat individu untuk mampu untuk ‘mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dan tingkah laku yang diperlukan untuk menuju seorang yang active dan mempunyai gaya hidup yang sehat” (Physical Education Guide to
Implementation (Kindergarten to Grade 12), 2000, p.1). untuk mencapai akhir pendekatan terpadu ini sebagai sebuah jalan untuk memperluas pelajaran permainan untuk mencapai nilai2 yang timbul dari dalam para siswa sendiri didalam pendidikan menjadi tak terhindarkan. Pada saat menggunakan perpaduan untuk menyusun aktivitas mengajar daripada sekedar mengajar kurikulum yang telah ditentukan, para guru mebantu para siswa untuk menjelajah latar belakang dan hubungan2 dan keluar dari pandangan yang dipadukan ini, belajar yang berarti akan timbul. Didalam perencancanaan yang nyata, jadwal waktu yang tak tentu dan pengotakan2 komponen dari kurikulum2 telah ditolak sebab mereka menyelenggarakan counter untuk penjelajahan natural para siswa. Pelajaran yang dipadukan dirancang oleh guru dapat juga berlangsung didalam lorong2 waktu didalam kurikulum yang telah ada. Namun, untuk para siswa bisa melihat bagaimana guru membuat Hubungan antara area isi dan provisi haruslah di buat untuk guru untuk berbagi waktu mengajar yang umum. Periode yang dobel, setengah hari, program mingguan atau struktur kurun waktu yang lain yang dapat dibuat untuk menyediakan guru2 dengan waktu mengajar yang umum. Pada nyatanya, sebuah lingkungan belajar yang kaya dan penuh rangsangan adalah sangat penting, sehingga anak2 mempunyai kesempatan untuk menemukan hubungan2 dan belajar langsung dari pengalaman2. pada saat para siswa melihat bagaimana guru mereka menyebrangi berbagai tiruan, namun untuk para siswa benar, garis2 isi, mungkin mereka menemukannya lebih mudah untuk menirukan tingkah laku pada arahan sang guru. Dengan cara ini, sang guru melayani sebagai penunjuk didalam process belajar, sebagai penasihat dan penyedia daripada sebagai seorang penyuruh dalam pembelajaran. TGFU mempunyai arti yang khusus untuk pelajaran terpadu. Penekanannya ada pada appresiaisi permainan dan kewaspadaan taktik. Ini melayani sebagai sebuah ‘dasar untuk membuat keputusan memainkan permainan dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan/perkembangan’
(Kirk and Macdonald, 1998, p.377). disaat pengetahuan seperti itu diajarkan dan diterapkan secara fungsional didalam konteks pada beberapa topic terpilih, kegiatan, proyek atau program, TGFU menjadi bagian pusat dari kurikulum untuk tujuan didalam menyediakan keutuhan untuk pengalaman sekolah untuk anak. Pendekatan perencanaan ini membantu anak2 untuk mengerti dan menghargai pelajaran didalam sebuah interrelasi perbuatan daripada secara terpisah kedalam bermacam subject atau ketrampilan. Dengan cara seperti ini, penyatuan membantu menciptakan sebuah konteks dan TGFU menyediakan akibat yang selaras untuk meningkatkan belajar siswa. Didalam lingkup ini, para siswa’mencari informasi sendiri terkait dengan tugas yang diberikan dan kondisi lingkungan yang tercetak dengan waktu yang diberikan dan mencoba kemampuan dia sendiri dilingkungan yang telah terbentuk oleh tugas dan lingungan itu” (Kirk & Macdonald, 1998, p.376).

Prooyek telah menyebutkan di dalam kesinambungan mewakili sebuah gerakan dari sekumpulan pada apa dan bagaimana sesuatu diajarkan ditentukan oleh sebuah objective (pencapaian) berisi khusus dan areanya sempit, untuk guru sebarkan Hubungan antara disiplin ilmu yang berbeda, dan prosesnya tema atau ide2 berdasarkan tujuan untuk pengaturan kurikulum. Diakhir dari kesinambungan, guru menduduki peranan sebagai penyedia kesempatan pada siswa untuk menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar di jalan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan minat mereka. Kesinambungan juga mewakili sebuag progression dari pelajaran dari pengetahuan yang telah ditentukan dan masalah subyek untuk disediakan dan dipilih oleh guru untuk siswa. Kesinambungan tidak seharusnya dipandang sebagai alat yang memaksa guru2 untuk mengenali kurikulum mereka namun lebih penting sebagai sebuah kendaraan untuk membantu mereka untuk memikirkan kembali apa yang sekarang sedang mereka kerjakan dengan pandangan TGFU dan menyediakan beberapa petunjuk untuk penentuan bagaimana kita bisa beroperasi secara berbeda untuk membantu para siswa kita mencapai pemahaman pada lingkup yang nyata dari aktivitas jasmani didalam pelajaran pendidikan jasmani.

(The original copies of the three School-Based Curriculum Development projects are now kept in the
Curriculum Development Institute, Education Manpower Bureau, Hong Kong. Readers can find the
abstract from the following web site: http://cd.emb.gov.hk/peweb/kla.asp)

REFERENCES
Allison, S. & Thorpe, R.D. (19970. A comparison of the effectiveness of two approaches to
teaching games within physical education: A skill approach versus a games for understanding
approach. British Journal of Physical Education, 28(3), 17-21.
Booth, K. (1983). An introduction to netball: An alternative approach. Bulletin of physical
Education, 19(1), 27-31.
33
Bunker, D.J. & Thorpe, R.D. (1982). A model for the teaching of games in secondary schools.
Bulletin of Physical Education. 18(1), 5-8.
Burrows, L. (1986). A teacher’s reactions. In R.D. Thorpe, D.J. Bunker & L. Almond (eds.),
Rethinking Games Teaching. Loughborough, UK: Loughborough University. 45-52.
Cheung, L.F. (2000). The Organizing of Ball Games Competition in Senior Form Students at
Secondary (1999-2000). Hong Kong: Curriculum Development Institute, Education Department.
Choi, H.F. (2000). Shuttlecock Promotion Scheme in Primary (1999-2000). Hong Kong:
Curriculum Development Institute, Education Department.
Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How to Integrate the Curriculum. Pallantine, Ill: Skylight
Publishing.
Freeman, W. (1997). Physical Education and Sport in a Changing Society (5th ed.). London: Allyn
and Bacon.
Jacobs, H. (ed.) (1989). Interdisciplinary Curriculum: Design and Implementation. Alexandria, VA:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Kirk, D. & Macdonald, D. (1998). Situated learning in physical education. Journal of Teaching in
Physical Education, 17(3), 376-387.
Learning to Learn Key Learning Area Physical Education (Consultation Document) (2000). Hong
Kong: Curriculum Development Council, Education Department.
Metzler, M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. Boston: Allyn & Bacon.
Physical Education Guide to Implementation (Kindergarten to Grade 12) (2000). Alberta: Alberta
Learning, Canada.
Syllabus for Primary School Physical Education (Primary 1-6) (1995). Hong Kong: The Curriculum
Development Committee. Education Department.
Turner, A.P. & Martinek, T.J. (1992). A comparative analysis of two models for teaching games:
Technique approach and game-centered (tactical focus) approach. International Journal of
Physical Education, 29(4), 15-31.
Turner, A.P. & Martinek, T.J. (1999). An investigation into teaching games for understanding:
Effects on skill, knowledge and game play. Research Quarterly for Exercise and Sport, 70, 286-
296.
Werner, P. & Almond, L. (1990). Models of games education. Journal of Physical Education,
Recreation and Dance, 61, 23-27.
Wong, O.L. (1998). Integrated Module of Chinese Dance in Lower Primary School (1997-1998).
Hong Kong: Curriculum Development Institute, Education Department.
Wong, O.L. (1999). Integrated Module of Chinese Dance in Upper Primary School (1998-1999).
Hong Kong: Curriculum Development Institute, Education Department.

Minggu, 25 Januari 2009

PERJALANANKU SELEPAS DARI FPOK POR 86




Kuliah udah habis dengan predikat pas-pasan, tinggal nunggu wisuda. Aku dan beberapa teman mengintip surat yang ada di meja Pak Dekan waktu itu. Sebuah sekolah di Bogor membutuhkan guru. Saya coba melamar, dan ditempat yang sama Waluyo juga diterima di STM Mekanika Bogor itu. Akhirnya saya dan Waluyo mengajar bersama. Dan Waluyo tidak lama terus meninggalkan aku. Dan ternyata pengganti Waluyo masih seangkatan juga POR 86 yaitu Agus Santoso. Agus tidak lama juga bersama aku di STM Mekanika karena aku pindah mengajar di SMA Katolik Ricci Jakarta Barat. 3 tahun aku mengabdi di STM Mekanika.
Juli 1993 aku mulai tingal di Sunter Jakarta Utara dengan berbekal “nekat”. Dengan tempat kos-kosan yang sempit tingal bersama istri (waktu itu aku manten anyar). Tidur dengan alas tikar dsb pokoknya serba seadanya. 2 tahun kemudian aku pindah ke Bogor dengan kredit KPR. Jarak yang harus saya tempuh 55 km atau 110 PP setiap hari dengan KRL ( Kereta Listrik). Kalau dihitung sudah 18 tahun aku mengajar, walaupun masih seperti ini. Tapi aku selalu bersukur dengan berkarya jadi guru, “tentrem ayem walaupun tak banyak duit”.
Rasa kehilangan teman POR 86 mulai terasa. Tetapi Tuhan mulai berkehendak dengan mengirimkan teman, sahabat, saudara yang tidak aku duga sama sekali. Sosok Hari Yuliarto waktu itu menyempatkan untuk berkunjung ke kos-kosan aku di Sunter, Jakarta Utara bersama Endro Handoko. Dan selama beberapa tahun no HP yang aku punya ya.. cuma mereka berdua saja (karena kehilangan kontak dengan teman yang lain). Dan kunjungan itu tidak akan terlupakan walaupun saat itu aku tidak ada di tempat. Istri yang menemui, tetapi rasa persaudaraan itu masih melekat sampai sekarang. Semoga POR 86 semakin kokoh dan kuat mengikat satu sama lain dengan saling bersilaturahmi.


Oktober 2008, ikatan kekeluargaan mulai berbenih. Seorang saudara POR 86, Didik Suswanto Eko Putro berkunjung ke tempat aku yang sedang mengadakan kegiatan Live In di Lereng Merapi bersama anak-anak murid SMA Ricci. Aku bener –bener kaget dan haru . Akhirnya saya coba menyimpulkan bahwa kekeluargaan kita harus kita bangun kembali dengan wadah REUNI. Tapi aku mohon beribu maaf karena waktu tiba reuni aku tidak bisa hadir di Wonosobo. Tapi perlu juga aku sampaikan bahwa ikatan aku sebagai bagian dari POR 86 tidak akan luntur. ”Nyuwun Pangapunten”.


Salam dari kel. Setya Prihanta.


Jumat, 23 Januari 2009

Wisuda Sertifkasi Guru


Salam Olahraga
Untuk sobatku POR 86: Bertempat di GOR UNY pada hari Jumat dan Sabtu, 23 dan 24 Januari 2009 lebih dari 7000 guru yang telah lulus sertifikasi diwisuda sebagai guru yang mempunyai kemampuan profesional. Apakah teman2 angkatan 86 tidak ingin segera menyusul mereka? Beberapa hal yang menyebabkan guru gagal dalam seleksi portofolio untuk lulus dalam sertifikasi keprofesionalan diantaranya adalah lemah dalam pengadministrasian dan pengarsipan data pribadi(tidak ada bukti fisik yang mendukung), serta yang utama adalah partisipasi dalam forum-forum ilmiah yang sangat minim, oleh karena itu mari teman-teman, di FIK UNY, almamater kita tercinta ada beberapa jurnal ilmiah yang menunggu peran serta teman-teman dalam bentuk tulisan-tulisan ilmiah. silahkan kirimkan naskah teman2; dalam waktu dekat, pada pertengan Maret 2009, FIK UNY bekerja sama dengan Pengprov ISORI (Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia) DIY juga akan menggelar Seminar Olahraga Nasional dengan topik Peran UU Sistem Keolahragaan Nasional dalam membantu tercapainya Indonesia Madani. Ada Parallel Session yang memungkinkan teman2 untuk mengirimkan naskah Karya Tulis Ilmiah untuk dipresentasikan di seminar tsb. Kami tunggu partisipasinya.
Salam POR 86. Hari Yuliarto

Kamis, 22 Januari 2009

Salam




Salam olahraga..tuk yang masih aktive berolahraga. Kalau aku sih...olahragane lain, ngepel lantai, nyapu, nyangkul disaat berkebun dan jalan bolak balik parkiran dan mengitari mall. hhehhe. Makane subur, bukan karena makmur lo, tapi karena nduablek!!!!!!! EGP?? dudu si, tapi mang krn udah semua usaha aku lakukan hasilnya nihil. La nek kon ngurangi le memamah... yo raiso, lawong aku terlalu mencintai makanan je, khususe makanan indonesia.
salam kuangen sak pol pole

Rabu, 21 Januari 2009

big family

Keluarga besar POR 86 lagi nampang di depan rumah Topo Ugiono, Perintis komunitas POr 86 bersama anak bojo

Kamis, 15 Januari 2009

Cara Upload Gambar dan foto Profile

Agar posting artikel pada blog lebih menarik untuk dilihat, maka sebaiknya kita menyisipkan gambar di antara poting-an kita tersebut, di samping untuk lebih memperjelas apa yang kita sampaikan. Misalkan kita sedang menerangkan sesuatu, maka dengan adanya gambar akan lebih memperjelas maksud dari topik yang sedang kita jelaskan kepada para pembaca artikel kita. Bagi anda-anda yang masih bingung bagaimana caranya untuk memasukan gambar atau istilah resminya yaitu upload gambar, maka akan saya ulas langkah-langkahnya :
1. Login seperti biasa dengan id anda2. Klik Posts3. Klik New Post (bila sebelumnya anda telah mempunyai posting-an)4. Klik toolbar yang bergambar seperti ini 5. Beri tanda tik/cek pada radio button pada pilihan Choose a layout, bila anda menginginkan posisi gambar bisa di tempatkan di mana saja, pilih pada radio button None, bila posisi gambar di sebelah kiri pilih left, bila ingin di tengah pilih Center, bila ingin di kanan pilih Right.Beri tanda tik/cek pada Image size, bila ingin gambar yang di upload hasilnya kecil pilih Small, bila ingin sedang pilih Medium, bila ingin besar pilih Large
6. Beri tanda ceklis di samping tulisan Use this layout every time bila anda menginginkan setiap upload gambar settingnya seperti semula
7. Tekan tombol Browse, lalu masukan gambar dari komputer anda yang ingin di upload.8. Klik Add another image bila gambar yang ingin di upload lebih dari satu gambar9. Klik tombol UPLOAD IMAGE, tunggu beberapa saat sampai proses upload selesai10. Klik Tombol Done untuk mengakhiri proses upload
Setelah proses upload anda selesai, untuk melihat gambar tadi, klik tombol Compose. Nah disini anda bisa melihat gambar yang anda upload tadi sekaligus dapat mengatur kembali ukuran dari gambar ini, caranya yaitu klik gambar tersebut sampai gambar anak panah mouse anda berubah menjadi gambar panah empat penjuru. Arahkan mouse pada garis samping gambar sampai gambar mouse berubah menjadi panah dua arah, tekan tombol mouse lalu tahan dan gerakan kearah kiri atau kanan untuk merubah lebar gambar, bila susah sesuai dengan yang anda inginkan lepas tombol yang anda tahan tadi. Untuk mengatur tinggi gambar, arahkan mouse pada tepi bawah atau atas gambar sampai gambar mouse berubah menjadi anak gambar panah dua arah, tekan mouse lalu tahan kemudian gerakan mouse keatas atau kebawah untuk mengatur tinggi gambar, lepaskan mouse bila ukuran gambar sudah sesuai dengan yang anda inginkan.
Nah sekarang bagaimana cara memasukan foto untuk mengisi Profile kita?, caranya sama seperti langkah-langkah di atas, cuma ada sedikit perbedaan yaitu kamu harus menghapus beberapa kode tersebut. Jika foto kamu sudah selesai di upload (langkahnya sama seperti di atas). Tekanlah menu Edit HTML untuk melihat kode HTML dari Foto anda tadi, copy / paste kode HTML tersebut kedalam program notepad (agar lebih mudah) atau bisa juga ditulis di kertas. Kemudian klik publish. Untuk memasukan foto kedalam Profile kita, silahkan ikuti langkah berikut:
1. Setelah upload gambar, klik menu Dasboard2. Klik menu Edit Profile3. Di dalam form - form isian profile ada tulisan Photo URL, nah disini paste kode HTML yang telah anda copy tadi ke dalam notepad tapi jangan semuanya, yaitu yang di paste adalah kode setelah tulisan [src="] yaitu link yang di mulai dengan [http://] dan berakhir dengan [.jpg] atau [.jpeg]4. Klik Save Profile, maka foto anda yang cantik dan ganteng sudah terpampang di blognya dan bisa dilihat oleh seluruh dunia5. SelesaiSebenarnya ada cara lain untuk mengisi foto Profile kita, yaitu dengan cara meng-upload (memasukkan) foto kita pada hosting lain, dan baru kemudian link URL foto yang kita dapat dari hosting tersebut di copy/paste ke profile yang ada di blogger/blogspot. Saya ambil contoh, biasanya saya menyimpan foto-foto saya di http://photobucket.com. jika anda mau silahkan daftarkan diri anda (gratis ko), apabila sudah selesai daftar dan bisa login, silahkan upload photo anda. Setelah proses upload foto selesai, maka secara otomatis foto tersebut akan di beri PHOTO URL, copy alamat link URL foto tersebut lalu paste di Profile Blogger.com pada kolom Photo URL setelah itu tinggal SAVE CHANGES dan REPUBLISH. Selesai, selamat mencoba.

Rabu, 14 Januari 2009

Maafkan daku sobat

Salam Olahraga,

Yang terhormat, sedulurku kebeh por 86.
yang pertama kami (Mochamad Topo Ugiono, Sholahudin, Wahyudi Setiono) selaku tuan rumah pada pertemuan pertama "Temu Kangen" warga Por 86, mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk datang menghadiri pertemuan di Wonosobo, mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam dikarenakan tidak bisa melayani panjenengan semua, apabila ada tutur kata dan tingkah laku kami yang tidak berkenan dihati panjenengan semua kami mohon keikhlasannya untuk dimaafkan.
Rasa kangen sebetulnya masih meggayut dihati kami, pertemuan hanya sekejap mata, masih banyak perasaan yang belum terungkap diantara kita, namun waktu jualah yang membatasi karena kesibukan dan tugas yang telah menanti.
Selamat bertugas sobat, semoga persaudaraan kita akan tetap terpatri, merdeka!!

Selasa, 13 Januari 2009

Reuni por 86

Cikal bakal Forum silaturohmi POR 86 FPOK IKIP Yogyakarta telah dimulai. Bertempat di SKB Wonosobo pada 3-4 Januari 2009, agenda mengumpulkan "balung pisah" mahasiswa jurusan POR angkatan 1986 FPOK IKIP Yogyakarta mendeklarasikan perlu adanya ikatan batin yang kuat diantara anggota dengan lebih meningkatkan tali silaturohmi pada sesama anggota dan pada lembaga (FIK UNY). Forum dibuka pada Sabtu 3 Januari 2009 pk. 19.00WIB dengan pertandingan persahabatan melawan Tim Bulutangkis Mahasiswa FIK UNY program PKS (Program Kelanjutan Studi) Si PJKR Kab Wonosobo, dilanjutkan dengan Diskusi bagaimana membawa anggota POR 86 untuk bisa saling membantu dari segala aspek dan Pembentukan Pengurus. (Forum sepakat mengamanatkan kepada Hari Yuliarto untuk menahkodai POR 86) Minggu pagi, 4 Januari 2009 dilaksanakan rekreasi bersama keluarga dan Pertandingan Tenis Intern di Pemandian Kalianget. Jayalah POR 86, terimakasih ya Alloh, terimakakasih kepada Tuan Rumah (M Topo Ugiono, Sholahudin HS dan Wahyudi Setiono) dan sukses untuk semua